Monday, December 15, 2014

Dear Purnama, 15-12-2014 M.

Dear Punama,

Semakin hari udara di kota ini semakin membuatku menggigil, Purnama. Datang dan pergi, seiring bergulirnya waktu musim pun berganti. Dan musim yang datang kali ini mengingatkanku pada masa dimana kita biasa bercumbu dengan segala kebosanan masa lalu. Bersembunyi di balik selimut tebal sulaman dewa dewi, lalu bercerita tentang segala rahasia yang tersembunyi di balik harum tubuhmu.

Lalu, bagaimanakah kabarmu di sana, Purnama? Masihkah dirimu sibuk berkontemplasi tentang kelakar duniawi? Atau, masih sajakah dirimu setia meramu waktu, menantikan mendung yang sebentar lagi akan menjelma hujan dan jatuh tepat di depan jendela? Purnama, belajar dari sebuah “keberadan” dan “ketiadaan”, mulai menyadarkanku bahwa suatu saat semua rotasi ini akan berhenti pada satu titik yang sama, yaitu; ketika sebuah pusara menjadi akhir dari segala perjalanan.

Selamat malam, Purnama.
( Semoga angin musim dingin ini tidak membuatmu menggigil kedinginan ).

Musim Dingin, 15 Desember 2014 M.

Monday, November 24, 2014

Hujan Kesekian..

Seharian ini mendung bergulung di atas kota Cairo, yang pada akhirnya berujung turunnya hujan membasahi tanah gersang Bumi Kinanah. Hujan kesekian akhirnya dapat kembali saya nikmati di tempat ini. Musim Dingin sudah mulai membekap seantero kota, dan setiap ia datang, tak henti-hentinya saya menghitung waktu demi waktu yang telah saya habiskan untuk bertahan. Entah sudah berapa lama jarak perjalanan yang telah saya tuntaskan, berapa banyak kisah yang telah saya ungkapkan.

Ah! Mengingat waktu, selalu saja membuat saya seperti tersungkur. Terjebak dalam dilema berkelanjutan yang tak kunjung jua mememukan muara. Ada banyak cerita yang tak mampu saya urai satu-persatu dari simpul yang mengikat. Seperti mendung yang begulung, lalu hujan yang turun, serta musim yang selalu berganti seiring bergulirnya waktu, tak ada yang mampu mengungkap mengapa mereka datang, lalu pergi dan berlalu begitu saja seperti angin.

..............
Selamat malam, sayang..
Musim dingin kembali datang
Sudahkan kamu lelap dalam tidurmu yang kesekian?

Nasr City, 24 November 2014 M.

Sunday, November 9, 2014

Dear Purnama, 09 November 2014 M.

..........
Terkenang dari setiap perjalanan, dari setiap waktu yang terlewat, yang entah sudah berapa banyak terhabiskan.
Dan sejauh ini apa yang telah mampu kau lakukan, Purnama?
Sedangkan pada detik ini tanpa disadari kita masih bediri di titik yang sama; Kosong!
Lalu, masih adakah segelintir waktu untuk kita berpijak? Masih adakah kalimah yang mampu memberikan makna? Dan, masih adakah jawaban dari milyaran pertanyaan tak terduga seperti ini?

Ah, Dunia semakin gelap, Purnama.
Dan, hanya waktu yang mapu memberikan jaminan, apakah kamu masih ingin berdiri di situ, atau melangkah jauh ke depan meninggalkan masa lalu.

Awal Musim Dingin, 09 November 2014 M.

Monday, November 3, 2014

Perjalanan Suci

Alhamdulillah, segala puji bagi Tuhan semesta ini, Allah SWT. Bersyukur, merupakan hal yang terus menerus saya haturkan saat ini karena pada tahun ini telah diberi kesempatan menjadi salah satu orang yang “terpanggil” untuk mengunjungi Baitullah di kota suci Mekkah. Alhamdulillah. Saya tidak tahu harus berkata apa lagi ketika tanpa saya sadari saat ini saya telah menunaikan rukun Islam yang kelima yaitu, Menunanaikan Ibadah Haji. 

Proses yang berbelit-belit dan melelahkan akhirnya berbuah manis pada akhirnya. Saya masih ingat ketika beberapa kali saya harus bolak balik ke Kedutaan Saudi di kawasan Giza sana. Berpanas-panas, berdiri berjam-jam, dan tak jarang kami haru kembali ke rumah tanpa ada kejelasan dari pihak sifarah Saudi. Tapi alhamdulillah ketika kami sudah berada pada tahap pasrah diri akhirnya kabar baik itu datang, bahwa dari sekian banyak pelamar Visa Haji pada tahun ini saya menjadi salah satu yang beruntung. Visa Haji saya akhirnya keluar dari kedutaan Saudi Arabia.

Saturday, August 2, 2014

Dear Purnama, 02 Agustus 2014 M.

Dear, Purnama..

Lagi. Lagi, dan lagi.
Ia berupa hantu berwujud kekhawatiran menjelma di tiap sudut malam
Mata enggan terpejam membayangkan hati-hati yang akan terluka,
atau bahkan telah terluka?
Seketika aku ingin berteriak sekencang anjing jalang yang menyalak di luar jendela
Begitu liar menertawakan keadaan
Begitu bebas menceritakan kisah-kisah pada malam

Purnama,
Pernahkah kamu bertanya?
“Apa yang telah engkau perbuat untuk semesta ini, Purnama?"

Cairo, menjelang subuh 02 Agustus 2014 M

Tuesday, July 1, 2014

Catatan Ramadan; Jengah!

...dan akhirnya, waktu terasa bergerak demikian lambat ketika kita dihadapkan pada keadaan menunggu. Seperti saat ini, saya mulai tidak sabar ingin segera sampai pada tanggal 09 Juli. Masih harus menunggu 9 hari lagi rasa-rasanya sudah seperti menunggu setahun lamanya. Sedangkan telinga saya pun sudah mulai jemu mendengar segala tetek bengek bacot para "mereka" yang mengaku dirinya sebagai manusia. 

Jengah!

Agama, yang selama ini dimuliakan, kini tanpa malu mereka jadikan topeng di setiap langkah dan kiprah yang mereka agung-agungkan. Benarkah mahluk-mahluk seperti ini dapat dikatakan sebagai mahluk beragama?

Nasr City, 03 Ramadan 1435 H.

Monday, June 30, 2014

Sinai Part II

Matahari sudah agak meninggi ketika saya dan kedua teman saya mulai bersiap turun dari puncak Jabal Musa. Cahaya Matahari menerpa permukaan kulit dengan hangat, udara sudah tidak terlalu dingin lagi. Satu persatu saya mulai menuruni anak tangga “Seven Elder Of Israel” yang terdiri dari bebatuan curam membentuk anak tangga menjorok ke bawah, para pengunjung lain pun sudah banyak yang menuruni anak tangga ini.

Di dasar tangga kami sempat beristirahat sejenak, menikmati bekal yang sejak semalam sudah kami persiapkan. Dan beberapa saat kemudian kami kembali melanjutkan perjalanan menuju kaki gunung Sinai. Kali ini kami mengambil jalur Step Of Repentance atau Shiket Sayyidina Musa, atau juga biasa dikenal dengan “Tangga Pengampunan”, yang konon terdiri dari 7500 anak tangga menuju kaki gunung Sinai.

Sunday, June 29, 2014

Catatan Ramadan; Hilang

Seperti masih kemaren saya menjalankan ibadah puasa di kampung halaman. Dan tanpa terasa kini saya sudah kembali menapaki bulan penuh berkah ini.  Waktu berlalu demikian cepat. Yah, tanpa terasa pula masa keberadaan saya di negeri ini kembali bertambah. 

Seperti baru dilahirkan kemarin sore dan esok harinya tahu-tahu saya sudah berdiri di sini, di dalam dunia saya sendiri yang belum sepenuhnya saya pahami. Dan kali ini, untuk kesekian kalinya saya kembali melihat “cermin” itu. Refleksi sebuah bayangan tergambar buram dalam balutan jubah hitam yang sudah blangkotan. Menakutkan! 

Saturday, April 5, 2014

Nyoblos!

“Tadi saya cuman liat-liat gambarnya doank, trus abis itu dilipat lagi dan saya masukkan ke kotak suara”, Salah satu teman sekamar saya tiba-tiba berseloroh ketika dia baru saja datang dari luar dan masuk ke dalam kamar. Dia tengah bercerita tentang pencoblosan tadi siang yang ia hadiri di KBRI. Seketika saya tertawa mendengar ceritanya. Yah, teman saya itu adalah salah satu dari sekian banyak orang yang memilih Golput, alias tidak memilih salah satu dari Partai manapun.

Siang tadi memang tengah berlangsung Pemilihan Umum di negara saya nun jauh di sana. Semua Warga Negara Indonesia tentunya memiliki hak untuk memilih bagi yang sudah mencapai batasan umur dan kriteria yang telah ditentukan, termasuk  kami yang berada di luar negeri. Saya sendiri pun menyempatkan diri untuk berpartisipasi dalam ajang Pemilihan Dewan Legislatif kali ini.

Wednesday, April 2, 2014

Amplop dan Tikus

Siang yang terasa begitu menjemukan. Di luar matahari tampak bersinar cukup terik, namun udara yang yang berhembus ke dalam kamar masih terasa cukup dingin, rupanya sisa-sisa musim dingin masih belum sepenuhnya sirna dari Bumi Kinanah ini. Dari arah jendela dua ekor burung Parkit bercericit cukup keras memamerkan suara khasnya, sudah dua mingguan ini kedua burung tersebut berikut sangkarnya menjadi salah satu penghuni flat tempat tinggal kami. Dan sekaligus menjadi salah satu anggota baru “keluarga” kami.

Sudah beberapa hari ini hari-hari saya dilanda kebosanan yang teramat akut. Terkungkung oleh aktivitas yang “itu-itu” saja. Dan hari ini hanya sibuk memandangi meja kecil yang menjadi tempat saya biasa menghabiskan waktu. Beberapa barang tergeletak berantakan di atas meja tersebut, mulai dari lampu belajar, senter, botol minuman, Sound , dan tumpukan buku yang sudah lama tak tesentuh, debu-debu pun sudah tampak mulai melapisi buku yang kebetulan berada di bagian paling atas.

Saturday, February 8, 2014

The End Of Cairo Book Fair 2014

Cairo International Book Fair 2014 akhirnya berakhir juga pada kamis 6 Februari kemaren. Perhelatan akbar pasar buku terbesar kedua di Dunia ini telah berlasung selama kurang lebih dua mingguan di lokasi Ardul Maárid di bilangan Nasr City. Dan hampir selama dua mingguan itu sengaja saya tidak mengabsenkan diri mengunjungi lokasi Book Fair, walau kadang cuman jalan-jalan saja tanpa membeli satu buku pun. Atau lebih tepatnya ke sononya cuman buat cuci mata doang. Ha..hay! :D

Pada tahun ini tidak begitu banyak buku-buku yang saya beli, hanya ada beberapa saja, tentu saja karena keadaan  finansial yang kurang memadai. Dan kalau pada tahun lalu saya lebih banyak hunting buku-buku arab kontemporer dan novel-novel berbahasa Inggris, pada tahun ini sebaliknya, saya lebih banyak membeli buku-buku Turost atau kitab-kitab klasik semisal Tafsir, Hadist, dan sebagainya. Dan itu pun seperti biasa kebanyakan buku yang saya beli kali ini berasal dari stan-stan buku bekas.

Saturday, February 1, 2014

Sina´, I Got You!

Jam sudah menunjukkan pukul 00:00 ketika dua Bus rombongan Tour yang saya ikuti tiba di Kaki Gunung Sinai, atau tepatnya di depan pintu masuk jalur pendakian menuju puncak. Dinginnya udara malam pegunungan segera menyambut kedatangan kami begitu kami keluar dari dalam Bus. Para pengunjung yang akan mendaki malam itu ternyata cukup banyak, baik pengunjung local maupun asing sama-sama tumpah ruah, Semuanya tampak berjubel di depan pintu masuk menanti giliran pemeriksaan sepelum memulai pendakian.

Saya tidak menyangka pendakian ke Jabal Musa ini sampai sebegitu ketatnya. Tak ubahnya memasuki istana kepresidenan saja, satu persatu para pendaki diperiksa, Carier dan Ransel dibuka dan digeledah, setelah itu kita masih harus melalui Metal Detector yang menyerupai pintu “kemana sajanya” Doraemon. Dan hal ini cukup banyak memakan waktu, hingga kami semua baru selesai menjalani pemeriksaan sekitar jam 12 : 30.  

Monday, January 27, 2014

Who Knows?

Yah, hari ini terpaksa absen menghadiri Book Fair, setelah sebelumnya 6 hari berturut-turut sejak  dibuka beberapa waktu lalu tidak pernah sekalipun absen. Awalnya sih pengen mecahin rekor gak pernah absen hingga Book Fair berakhir 4 Februari nanti. But it´s ok!, lagian isi kantong saya juga sudah mulai menipis, toh walaupun ke sana kemungkinan cuman bisa ngiler doang gak mampu beli. Selain itu kebetulan tadi siang juga ada sebuah undangan acara Maulud Nabi di rumah salah satu kawan, setelah itu masih dikuti dengan acara mencuci pakaian kotor yang sudah menggunung di pojokan kamar.

Oh iya, terakhir mengunjungi Book Fair kemaren, penjagaan di sana semakin ketat coy! Sebelum memasuki areal Book Fair kita mesti menjalani prosedur pemeriksaan yang super ketat. Ransel saya kemaren juga sempat digeledah, belum berenti disitu sekujur tubuh saya juga sempat “digerayangi” oleh tangan-tangan kekar bapak polisi brewokan di samping pintu masuk Book Fair. Alhasil di depan gerbang terjadilah antrian panjang yang mengular hingga ke jalanan. 

Wednesday, January 22, 2014

Cairo Book Fair 2014

Hari ini adalah hari pertama Cairo International Book Fair 2014. Perhelatan akbar pasar buku terbesar ke-dua di Dunia ini akan dibuka pada jam 02:00 oleh para petinggi dari pemerintah Mesir. Sayang acara seremonial pembukaan ini sepertinya tidak dibuka untuk umum, karena  menurut informasi yang saya dapat lokasi Book Fair baru akan dibuka untuk umum satu jam setelahnya, yaitu pada jam 03:00 waktu Cairo.

Matahari bersinar redup, jam 03:05 Waktu Cairo. Saya baru saja sampai di lokasi Book Fair, setelah setengah jam sebelumnya  terantuk-antuk di dalam angkutan  El-Tramco yang saya tumpangi dari kawasan tempat tinggal saya, District 10. Jarak antara District 10 dan lokasi Book Fair memang cukup jauh, bisa menghabiskan waktu sekitar setengah jam atau lebih. Namun itu tidak menyurutkan semangat saya hari ini untuk datang ke lokasi Book Fair .