Tak kah kau mengerti, Purnama?
Kita memang selalu bergerak dinamis seiring bergulirnya waktu, seiring
ritmik hujan yang merebahkan diri di punggung bumi, mendekapnya erat seperti
sepasang kekasih yang baru melaksanakan ikrar penghalalan diri.
Namun ritmik hujan, Pelangi, bahkan badai, barangkali sudah tak
diperlukan lagi untuk mengungkap satu tanda dari sekian banyak tanda keagungan
Tuhan. Saat ini, kau hanya perlu percaya bahwa waktu bisa menelanmu
mentah-mentah tanpa mengunyahmu sedikitpun.
Demi Waktu; Tuhanmu pun tak lupa bertitah. Dan kamu tak perlu
menunggu bumi berhenti berputar jika hanya ingin terus terjerumus dalam
kerugian.
Nasr City, 09 Juni 2013 M
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda..^_^