Thursday, January 10, 2013

Disleksia (Dyslexia)

Pagi ini saya bangun seperti biasa, kira-kira jam 6 pagi Waktu Cairo. Jam 6 pagi di Cairo pada musim dingin masih terlihat buta. Masih ada waktu sekitar setengah jam untuk melaksanakan shalat subuh, karena pada musim dingin waktu syuruk bisa mencapai 06 : 30. Yup! Pada musim dingin seperti ini malam-malam di Cairo memang menjadi malam yang sangat panjang, sebaliknya siang begitu singkat, berlalu begitu cepat seperti cepatnya kilat.

Pagi yang masih sangat "perawan", saat saya mencoba berdamai dengan dingin melalui secangkir kopi susu panas yang baru saja saya seduh. Yah, pagi ini dingin semakin menjadi di seantero Cairo, khususnya daerah tempat tinggalku, Katameya. Cuaca menurun drastis berkisar antara 9-7 Derajad Celcius. Mulut tidak berhenti mengeluarkan kepulan uap mengiringi desah nafas. “Sudah serasa di Eropa saja“, Pikirku. Hanya saja sayangnya tidak sampai turun salju.

Kalau  dibandingin, musin dingin tahun ini memang berbeda dengan musim dingin tahun lalu. Bedanya sudah dapat dipastikan, winter kali ini “amat sangat-sangat dwingin sekali“. Lihat saja, kopi susu yang kuseduh kira-kira tiga menit yang lalu dengan air panas mengepul , tiaba-tiba saja kini sudah berubah menjadi hangat.

Pagi merambat begitu pelan, untuk mencegah diriku tidur pagi akhirnya saya menyibukkan diri dengan berselancar di Dunia Maya mencari bahan untuk sebuah “Tulisan“ yang sudah dua hari ini saya garap. Bosan dengan dunia maya akhirnya saya pindah mengubek-ubek folder yang berada di Hardisk Nebook-ku. Mencari folder tempat koleksi film-film-ku. Aku baru ingat kalau semalam saya sempat meng-copy film  dari Hardisk External milik temanku.
Taare Zameen Par (Every Child Is Special) judul film itu.  Film produksi Bolliwood yang beberapa waktu lalu direkomendasikan oleh seorang teman untuk saya tonton. Sebenarnya film ini adalah film lama, sudah dirilist tahun 2007 lalu. Lebih dulu dari film 3 IDIOT yang sempat booming pada tahun 2009 silam. Namun antara Taare Zameen Par  dan 3 IDIOT menurut saya memiliki satu topik yang sama, yaitu tentang pendidikan. 
Disleksia (dyslexia) adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis
Adalah Ishaan Nandkishore Awasthi (Darsheel Safary) seorang anak berusia 8 tahun yang memiliki kekurangan dalam hal kemampuan belajar. Ia selalu gagal dalam semua tes dan tidak naik kelas selama dua tahun beturut-turut. Semua pelajaran menjadi sulit baginya. Sampai umur segitu ia pun masih belum lancar membaca dan menulis. Semua itu dikarenakan, tanpa disadarinya dan tanpa disadari oleh siapa pun ternyata ia mengidap penyakit Disleksia.  Mungkin sebelumnya perlu saya catat bahwa; Disleksia (dyslexia) adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis

Karena kekurangannya ini akhirnya Ishaan melampiaskan kekesalannya dengan menjadi pribadi yang memberontak. Sering kali ia bergaduh dengan teman sebayanya, melawan pada guru, dan bolos sekolah. Hingga akhirnya begitu banyak komplain berdatangan dari tetangga dan pihak sekolah kalau Ishaan selalu membuat onar di sekolah. Kedua orang tuanya pun marah dan memutuskan untuk memasukkan Ishaan ke sekolah asrama di luar kota tempat tinggal keluarganya.

Namun disamping itu semua, pada dasarnya Ishan adalah pribadi creative, banyak imajinasi-imajinasi liar yang berkecamuk di benaknya, namun ia tidak mampu menuangkannya dengan cara lain selain melukiskannya ke atas buku gambar miliknya. Inilah sebenarnya bakat terpendam Ishaan yang tidak disadari orang di sekelilingnya yang pada nantinya akan merubah hidupnya.

Ishan sebenarnya tidak mau dikirim ke sekolah asrama. Dengan dikirimkannya ia ke sekolah itu, ia merasa telah dibuang oleh keluarganya, maka dari itu di sekolah asrama ini pun tabiat Ishaan tidak banyak berubah. Dia begitu lamban dalam menangkap pelajaran dan sering kali mendapat hukuman berlebihan dari guru-guru dari guru-gurunya.  Suatu ketika ia berubah, namun disayangkan ia berubah bukan ke arah yang positif. Dia menjadi pendiam, jarang berbicara, dan menutup diri. Dan selama itu masih belum ada yang mengerti kalau Ishaan mengidap penyakit Disleksia.

Sampai akhirnya ia bertemu dengan Ram Shankar Nikumbh, (yang diperankan oleh Aamir Khan) guru pengganti yang sementara menggantikan guru kesenian yang berhalangan masuk. Nikumbh iba melihat keadaan Ishaan. Ia melihat Ishaan seolah-olah adalah pantulan dari dirinya sendiri, karena pada masa lalunya Nikumbh juga pernah mengalami Disleksia seperti halnya Ishaan. Oleh karena itu nikumbh mengerti benar problem dan kesulitan yang dihadapi Ishaan. Singkat cerita Nikumbh pun akhirnya dengan sabar membimbing Ishaan. Ia mengajari Ishaan membaca, menulis dan berhitung. Hingga akhirnya Ishan bangkit dan menjadi pemenang dalam lomba melukis yang diselenggarakan oleh pihak sekolah. 
 ”Ada seperti permata di antara kita, yang dapat mengubah perjalanan dunia, karena mereka melihat dunia dengan cara yang berbeda. Pemikirannya unik dan tidak setiap orang dapat mengerti mereka. Mereka menentang. Namun mereka muncul sebagai pemenang dan dunia mengaguminya“.
mulai dari awal higga akhir cerita, secara keseluruhan film ini bagus. Baik dari segi alur, penganbilan gambar dan setting tempatnya. Beberapa adegan sempat membuat mata saya berkaca-kaca. Namun sepertinya ada sedikit catatan, yaitu ceritanya sedikit bertele-tele. Mulai dari awal hingga hampir selesai film ini bagi saya terlalu banyak mengedepankan kehidupan ishaan, hingga penonton pun pada awal-awal akan dibuat jenuh karena terlalu lama menanti sebuah solusi buat permasalahan yang dihadapi Ishaan. 

Pesan yang ingin disampaikan oleh film ini cukup mendalam, yaitu bahwa dibalik keterbelakangan seorang anak pasti di situ ada satu buah permata berharga yang tidak pernah kita sadari. Seperti yang disampaikan Nikumbh di hadapanan anak-anak didiknya,”Ada seperti permata di antara kita, yang dapat mengubah perjalanan dunia, karena mereka melihat dunia dengan cara yang berbeda. Pemikirannya unik dan tidak setiap orang dapat mengerti mereka. Mereka menentang. Namun mereka muncul sebagai pemenang dan dunia mengaguminya“.

Masakin, 10 Januari 2013 M.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda..^_^