Sunday, May 15, 2011

Complicated Mode : ON

Malam masih belum terlalu larut, saat saya mulai mematut-matutkan ujung jemariku di atas keyboard netbook kesayanganku. Malam sudah tidak lagi dingin. Sejak akhir april lalu udara sudah mulai memanas, tampaknya hawa musim panas sudah mulai menyelimuti sekitar cairo. Kamarku pun jadi gerah. Beberapa kali terdengar gonggongan ajing liar di luar flat tempat tinggalku.

beberapa teman yang tinggal satu flat denganku sedang keluar semua, sibuk dengan aktifitas masing-masing. Entah mereka pergi kemana, aku tidak begitu ambil pusing. Aku lebih memilih menyendiri di dalam kamar mungilku. Aku baru saja menyelesaikan Novel Digital Fortress-nya Dan Brow yang kupinjam dari seorang sahabat, waktu aku masih di indonesia beberapa bulan yang lalu. Sungguh baik sahabatku itu, mau saja aku bawa bukunya ke Mesir tanpa imbalan apa pun. Hm.. terima kasih, suatu saat akan kukembalikan ^_^

Malam terus merambat, jam digital di pojok kanan bawah Netbookku sudah menunjukkan angka 21:25, teman-temanku masih belum datang juga dari luar, dan saya masih sendiri, berkutat dengan layar mungil netbook yang telah dua tahun belakangan setia menemani kesepianku.

Hufff.... kutarik nafas dalam-dalam dan kuhembuskan dengan pelan, untuk sekedar menyegarkan pikiran yang belakangan sering kali terkena syndrom eror. Banyak hal telah terjadi dalam kurun waktu yang cukup singkat ini. Seperti sebuah drama, berbagai macam tema dan alur yang cukup rumit terus mengalir dalam perjalanan hidupku.


Begitu banyak slide-slide kehidupan berkelebat dalam beberapa waktu yang telah kulewati. Mungkin ada benarnya juga, mereka bilang hidup ini adalah panggung sandiwara. Berbagai macam pemeran, figur, maupun karakter silih berganti berdatangan. Datang dan pergi, lalu datang lagi. atau kadang ada yang hanya sekedar lewat, lalu singgah dan pergi lagi entah kemana.

Mungkin saya memang belum mampu untuk mengerti, atau lebih tepatnya terlambat untuk mengerti. Bahwa memang banyak hal di Langit dan di Bumi ini, yang tidak bisa kita pahami sepenuhnya, atau mungkin otakku sudah terlalu lelah untuk sekedar berkeluh kesah merenungi hidup yang ada? Ah, entahlah, saya semakin tidak mengerti.

Yah, mungkin begitulah hidup. Penuh dinamika. Penuh warna. Malam ini, doa saya sederhana saja, Saya hanya ingin hidup ini lebih berarti. Untukku, untuk keluarga, untuk sahabat, dan untuk mereka yang selama ini berada di sekelilingku. Itu saja sudah cukup untukku saat ini. “Tanpa lilin“, saya pun menyayangi mereka.

Saat malam kembali sepi..
Nasr City, 15-05-2011 M.
Comments
1 Comments

1 Komentar:

Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda..^_^