Fayoum adalah
nama sebuah kota yang sekaligus menjadi salah satu Propinsi di Mesir. Letaknya kira-kira
90 km dari pusat kota Cairo, dan dapat ditempuh dengan satu atau dua jam
perjalanan. Alhamdulillah, kemaren pada tanggal 21 Januri 2013 saya
berkesempatan mengunjungi kota ini dengan membawa serta 13 pelajar Malaysia dari
Jordan yang sedang mengadakan liburan ke Mesir.
Memasuki kota Fayyom saya langsung disambut
dengan hamparan sawah yang hijau dan asri. Perkebunan dengan berbagai macam jenis
pertanian menghampar luas seperti menyapa saya dengan senyumnya yang hangat. Siapa yang pernah menyangka kalau di negeri
gurun seperti Mesir ini masih ada tanah yang sesubur ini. Di samping kiri dan kanan
jalan yang saya lalui sesekali saya menjumpai pepohonan rindang, hal ini mengingatkanku pada negeriku sendiri,
Indonesia. Karena itulah saya sebut Fayoum adalah Indonesianya Mesir.
Berbagai macam jenis
perkebunan tumbuh subur di kota ini, ada perkebunan Mangga, Kurma, Zaitun, Jeruk,
Bawang, Sayur Mayur, dan berbagai macam jenis bahan pangan lainnya memenuhi
hamparan sawah di pinggir jalan yang saya lalui.
Kota ini memang terkenal
dengan kesuburannya, dan boleh dikatakan adalah kota tersubur yang ada di
Mesir. Konon dari sinilah semua pasokan buah-buahan, Sayur Mayur, dan bahan-bahan
pangan yang ada di Cairo dan kota-kota lainnya didatangkan. Semua ini
sebenarnya tidak lepas dari peran Nabi Yusuf As. yang pada masa terdahulu
pertama kali membangun kota ini.
Fayoum, berasal dari kata Alfu Yaum
(Seribu Hari). Nama ini erat kaitannya dengan kisah nabi yusuf As. Dikisahkan
pada kala itu Yusuf diangkat menjadi perdana mentri Mesir setelah dipenjara
selama tujuh tahun. Lalu Yusuf diperintahkan oleh Raja yang berkuasa di Mesir pada
saat itu untuk menanggulangi kekeringan yang akan melanda Mesir. Allah pun
memerintahkan nabi Yusuf untuk pergi ke sebuah daerah bernama Jaubah
(Tempat pembuangan Air Kotor) dan menggali 3 buah anak sungai. Tiga buah anak
sungai ini digali untuk mengalirkan air dari sungai Nil ke daerah Jaubah.
Dengan digalinya tiga buah anak sungai ini
daerah Jaubah pun menjadi tempat yang subur dan hijau, kemudian nabi Yusuf membangun
360 desa di daerah Jaubah, jumlah desa ini disepadankan dengan jumlah hari
dalam setahun dengan tujuan satu desa diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan
penduduk mesir dalam sehari pada saat itu. Sungguh ide yang sangat brillian,
dengan ide cemerlang ini Nabi yusuf As. bukan hanya mampu menyelamatkan
penduduk mesir saja dari kekeringan selama 7 tahun itu, tapi beliau juga
menyelamatkan penduduk dari negara tetangga, seperti Syiria, Palestina, Mekkah,
dan Madinah.
Dalam membangun kota Jaubah tadi, dikisahkan
Nabi Yusuf hanya membutuhkan waktu selama 70 hari saja, hal ini mengundang
decak kagum dari raja mesir saat itu, lantas raja pun berujar, "Luar biasa,
hanya dengan 70 hari saja, Yusuf dapat membangun kota ini, padahal untuk dapat
seperti ini, minimal diperlukan waktu seribu hari (Alf Yaum). Ini betul-betul
pertolongan dari langit". Sejak saat itulah
nama Jaubah berubah menjadi Alfu Yaum, yang seiring dengan berjalannya
waktu akhirnya bermetamorfosis menjadi Al-Fayoum.
Qashru Qarun |
As-Sawaqi |
Kota Fayyoum tidak
hanya terkenal dengan kesuburannya, tapi juga kaya akan peninggalan sejarah.
Disana masih ada beberapa situs sejarah peninggalan masa silam. Diantaranya, ada Istana
Qarun (Qashru Qarun), puing-puing istana peninggalan Qarun yang terkenal akan
kekikirannya, yang kisahnya sempat diabadikan di dalam Al-Quran. Danau Qarun (Bahirah
Qarun), dan Kincir Air (As-Sawaqi), Kincir Air peninggalan Nabi Yusuf As. waktu
membangun saluran air di kota Fayoum.
Fayoum, saya sangat bersyukur diberi kesempatan
untuk mengunjungi kota yang penuh dengan keindahan ini. Wawasan dan pengalaman
baru banyak memenuhi memori saya. Semoga saya masih diberi waktu dan kesempatan
yang lebih panjang lagi untuk
menjelajahi berbagai penjuru dunia, dan khusunya Mesir, negeri yang penuh
dengan keajaiban ini. Amien.
Katameya, 22 Januari 2013 M.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda..^_^