28 Oktober 2011 M.

Malam sudah cukup larut, saya baru saja datang dari acara peringatan Sumpah Pemuda yang diadakan oleh organisasi pelajar Indonesia yang berada di Mesir (PPMI), yang juga bekerja sama dengan beberapa organisasi-organisasi yang berada di lingkungan Masisir. Tapi terpaksa aku pulang duluan karena badan sudah tidak dapat dikompromi lagi, capek banget rasanya duduk lesehan di tempat acara tadi.

Yah, hari ini merupakan hari bersejarah bagi Ibu Pertiwiku, bagi Tanah Airku, dan bagi Bangsaku, Bangsa Indonesia. Hari Sumpah Pemuda, begitulah tanggal 28 Oktober ini biasa disebut. Hari dimana terbentuknya suatu ikrar dan sikap pemuda indonesia pada masa silam yang menjadi cikal bakal lahirnya sebuah bangsa yang adi luhur, bangsa yang penuh makmur, Bangsa Indonesia.

Sumpah Pemuda versi orisinal:

Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Sumpah Pemuda versi ejaan yang disempurnakan:

Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Menelisik lebih jauh, pada teks sumpah pemuda, sebenarnya sederhana saja pesan yang dapat kita ambil dari sumpah pemuda ini. Sumpah Pemuda adalah wujud kepedulian para pemuda-pemuda Indonesia akan kesadaran sosial, bahwa kita adalah satu Tanah Air, Tanah Air Indonesia. Satu Bangsa, Bangsa Indonesia. Dan Satu Bahasa, Bahasa Indonesia. Untuk itu marilah kita hilangkan rasa perbedaaan. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Hilangkan rasa kesukuan, kita adalah satu, satu bangsa Indonesia. 

Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh. Salam Cita Kasih Untuk INDONESIA!

Bumi Kinanah, 28 Oktober 2011 M.