Jumát, 21 Oktober 2011 M. Seharian
ini hanya diam di Flat. Kebetulan hari ini adalah hari libur kuliyah, jadi aku bisa
bersantai sepuasnya di dalam kamar. Tidak banyak yang aku lakukan, selain mondar-mandir
mengitari Dapur, Kamar Mandi, Kamar Sebelah (kamar teman), dan Shalah. Tapi ternyata cukup suntuk juga
seharian hanya diam di rumah. Hanya bertemankan koneksi internet dan sapaan
beberapa kawan lewat dunia maya.
Oh Iya, seharian ini publik Arab dihebohkan
dengan tertangkapnya Moammar Khadafy,
pemimpin diktator Libya yang dilengserkan secara paksa oleh rakyatnya dan telah
menjadi buron beberapa bulan ini. Hampir semua media informasi baik cetak
maupun elektronik di Mesir, dan arab pada umumnya menyiarkan tentang kematian
Moammar Khadafy.
Moammar Khadafi terbilang pemimpin
terlama di tanah Arab. Selama 42 tahun ia memimpin Libya dengan tangan besi,
hingga menimbukan protes keras berkepanjangan dari rakyatnya. Khadafi dilahirkan
di Sirte, salah satu kota yang terletak di bagian utara Libya, pada tanggal 7
Juni 1942 dan akhirnya juga meninggal di tanah kelahirannya ini, setelah
mendapat serangan dari rakyat yang tergabung dalam pasukan anti Khadafi (NTC) Kamis,
20 Oktober 2011.
Semakin sore, tiba-tiba public Mesir pun
dikejutkan oleh meninggalnya Anis Mansour. Salah satu penulis senior Mesir yang
sudah lama aku kenal lewat karya-karyanya. Foto-foto wajah mendiang Anis
Mansour pun tampak menghiasi Headline News surat kabar di seluruh Mesir.
Anis mansour adalah seorang penulis produktif,
lebih dari 170 buku telah lahir dari keproduktifannya dalam menulis. Karyanya
pun banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, diantaranya, Prancis,
Jerman, dan Rusia. Ia dilahirkan di Mansoura, pada tanggal 18 agustus 1925. Dan
Meninggal pada Jumat 21 Oktober di rumah sakit Shofa, Cairo.
Yah, perjalanan hidup memang sulit kita
perkirakan. Lihat saja Moammar khadafi, siapa sangka setelah 42 tahu hidup
dalam gelimang harta, hidupnya malah berakhir di dalam sebuah selokan, seperti
yang telah dikabarkan di surat-surat kabar. Sementara Anis Mansour, yang dalam
hidupnya tampak biasa saja namun pergi dengan meninggalkan berbagai macam karya.
Tentu saja ia akan tetap abadi, karena akan tetap dikenang dengan karya-karya
yang telah ia tinggalkan.
Khadafi dan Anis adalah dua potret kehidupan
dunia yang dapat menceritakan bahwa hidup
kadang kala memang sulit ditebak. Siapa pun
tentu saja tidak ingin hidupnya berakhir dengan buruk (Suúl Khatimah), namun, kita sebagai pemeran utama dalam sekenario
hidup kita sendiri hanya bisa terus berusaha dan berdoa sambil terus berharap
semoga kehidupan kedepannya akan lebih baik dan memiliki akhir yang bahagia (Husnul Khatimah). Amien.
Nasr City, 21 oktober 2011 M
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda..^_^