Capek banget. Setelah hampir seharian ngampus. Tapi untunglah matahari
hari ini bersinar redup, tidak sepanas seperti biasanya. Jadi saya dapat beistirahat dengan tenang sambil
internetan di Shalah flat tempat
tinggalku. Akhir-akhir ini cuaca memang sudah berubah. Semakin hari suhu
tampaknya semakin menurun. Musim dingin sudah mulai terasa di seantero Cairo.
Ah, tampaknya saya harus segera mempersiapkan
segala keperluan musim dingin tahun ini.
Jaket, Sarung Tangan, Selimut, Syal, dan segala keperluan untuk musim dingin lainnya
harus segera kukeluarkan dari tempat “persembunyiannya”. Musim dingin yang
kesekian pada tahun ini kembali harus kujalani di negeri entah berantah ini. Tapi
sayangnya musim dingin di negeri ini tidak sampai menurunkan butiran salju. Coba
bayangkan kalau sampai hal itu terjadi, wow, tentu saja bakal amazing banget dan akan mewujudkan salah
satu mimpiku selama ini ^_^
Tampaknya musim dingin kali ini akan menjadi
tantangan baru bagi saya dan teman-teman serumah di tempat tinggal yang baru
ini. Kebetulan flat yang kami sewa berada di lantai paling atas, atau sutuh begitu kami biasa menyebutnya. Saya
baru pindah beberapa bulan kemaren ke tempat tinggal yang baru ini. Menurut kawa-kawan
yang lebih senior dari saya, di sutuh
itu kalau musim dingin, dinginnya minta ampun. Sebaliknya kalau musim panas, panasnya
poel banget, huh.
Yah, beginilah nasib kami yang
memang harus menyewa flat sesuai dengan kemampuan kami. Krisis Ekonomi mulai
sedikit melanda Mesir. Walau tidak sepenuhnya mempengaruhi pada nilai jual beli
di pasaran, tapi untuk harga sewa Saqah
atau flat, semakin tahun semakin naik. Tapi untuk ukuran harga flat yang berada di sutuh, biaya sewa masih
terbilang murah. Karena itulah akhirnya kami memutuskan untuk pindah ke flat
yang kami tinggali saat ini. Demi penghematan biaya hidup, begitulah.
Oh iya, ngampus
seharian ini melelakan banget. Pontang panting naik turun tangga cuman untuk berburu
tanda tangan. Tapi hingga kini masih belum juga rampung. Sudah dua hari saya
berburu tanda tangan orang-orang penting kampus. Namun hasilnya nihil, dua hari
ini saya masih dapat dua tanda tangan dari tiga tanda tangan yang harus saya dapatkan.
Sebenarnya tanda tangan apa sih? Emang sepenting
apa tanda tangan itu? Ah, males saya ceritanya, yang jelas, kalau tidak karena
berhubungan dengan kelangsungan hidup saya di negeri ini tentu saja saya tidak
mau pontang-panting naik turun tangga kampus cuman buat dapetin tanda tangan
tiga orang penting itu. Sabar, mungkin itu yang harus kita lakukan disaat
seperti ini. Hidup di negeri ini memang selalu diuji dengan kesabaran. Semoga sampai
akhir nanti saya selalu dilimpahi dengan kesabran itu. Amien.
Hay Asyir, 23 Oktober 2011 M
makanya itu broo..kenapa aku males sekolah lagi??bukan cuman bosen dengerin ceceramah ini itu. tapi keribetaaaan yg merepotkan kayak gituu!! bahkan walo uda lulus aja sampek skrg msh dendam aja sama akademik!! >,<
ReplyDeletego aheaaddd!
:(
ReplyDelete