Sejak awal-awal saya berada di Mesir hingga kini berada di tanah “pengasingan”
ini, berulang kali tiap Ramadan tiba ada keinginan khusus membuat sebuah tulisan
yang mengulas Fanous Ramadan yang menjadi tradisi masyarakat Mesir untuk
menyambut kedatangan bulan Ramadan. Beberapa kali pernah mencoba menulis namun
berakhir di tengah jalan lalu terbengkalai dan teronggok tak jelas di salah satu
folder komputer, akibat dari kemalasan yang kerap kali datang menjerat.
Baiklah, hari ini saya sudah bertekad akan menulis dan mengulas tentang Kebudayaan
Mesir yang berkenaan dengan bulan Ramadan, yaitu Fanous.
Nah, spesis jenis apakah Fanous itu? Fanous merupakan sebuah
fenomena dan tradisi masyarakat Mesir yang konon merupakan kebudayaan asli dari
Mesir. Fanous juga disebut-sebut sebagai kesenian Mesir yang banyak menarik
perhatian para akademisi dan peneliti, sampai-sampai ada beberapa dari mereka
yang berinisiatif mengadakan penelitian bekaitan dengan fenomena kemunculan,
perkembangan, hingga hubungannya dengan bulan ramadan, bahkan sampai pada
perkembangannya menjadi hiasan wajib di rumah-rumah penduduk Mesir tiap kali Ramadan
tiba.
Fanous, pada dasarnya adalah sebuah lampu gantung dengan berbagai
bentuk variasi, sekilas mungkin agak sedikit mirip dengan lampu tradisi Cina, Lampion,
yang seringkali digantung ketika hari raya imlek dan perayaan hari-hari Cina
lainnya. Namun lain Lampion, lain pula Fanous. Fanous jelas memiliki karakter
dan keunikannya tersendiri. Kalau lampion biasanya dibuat dengan lapisan
kertas, fanous lebih banyak dibuat dengan bahan aluminium dengan variasi bentuk
yang berbeda-beda, mulai dari segi delapan, segi emapat, bahkan kadang juga
berbentuk kerucut, dengan sedikit ornamen yang ke arab-araban.
Terkait dengan sejarah kemunculan Fanous di masyarakat Arab,
khususnya Mesir. Terdapat beberapa riwayat yang mengisahkan terkait dengan
kemunculan fanous itu sendiri. Pertama, dikisah bahwa ketika salah satu Khalifah
Dinasti Fatimiyah yang memerintah mesir pada masanya, suatu ketika pada malam
Ramadan sang Khaifah keluar ke jalanan untuk melihat keadaan sekitar kota
Cairo. Dan turut serta bersamanya segerombolan anak-anak membawa lampu gantung
yang kemudian disebut dengan Fanous sebagai penerang jalan sang Khalifah.
Anak-anak tersebut membawa Fanous sambil bernyanyi sepanjang jalan mengiringi
jalan Khalifah sebagai gambaran kebahagiaan menyambut datangnya bulan ramadan.
Riwayat kedua, dikisahkan juga bahwa suatu ketika salah satu
Khalifah Dinasti Fatimiyah berkeinginan untuk meneranngi jalan-jalan yang ada
di kota Cairo selama bulan Ramadan. untuk itu sang khalifah pun memerintahkan
seluruh masyayikh yang ada di masjid-masjid pada masa itu untuk
menggantungkan Fanous di masjid masing-masing sehingga tampaklah kota cairo
yang indah dengan pernak pernik lampu Fanous jika dilihat dari ketinggian.
Lalu riwayat ketiga, dikisahkan bahwa pada masa Dinansti
Fatimiyah memerintah mesir, saat itu para kaum perempuan tidak diperkenankan
untuk keluar rumah kecuali pada bulan Ramadan. Maka ketika bulan Ramadan tiba
dan para perempuan hendak keluar, terlebih dahulu mereka akan diringi oleh
seorang penjaga yang membawa Fanous di bagian depan sebagai peringatan bagi
para kaum adam bahwa akan ada segerombolan kaum hawa akan melintas di jalan.
Dengan begitu kaum hawa pun akan dapat menikmati malam-malam Ramadan tanpa
terlihat kaum adam yang bukan muhrimnya.
Kisah ke-empat, bercerita tentang Khalifah Al-Muiz Lidinillah ketika
pertama kali memasuki kota Cairo, tercatat dalam sejarah hal itu terjadi pada hari kelima
bulan Ramadan Tahun 358 H. Konon pada saat kedatangan Al-Muiz Lidinillah segenap
penduduk Mesir keluar menyambut kedatangan sang khalifah. Mulai dari kaum pria,
wanita, dan anak-anak pun keluar dengan membawa Fanous untuk menyambut
kedatangan sang khalifah, yang waktu itu kebetulan tiba pada malam hari. Sejak saat
itulah konon Fanous menjadi lampu khas Ramadan di seantero Cairo, hingga seiring
bergulirnya waktu berkembang menjadi tradisi yang kita kenal sekarang.
Yup! Demikian sekelumit kisah yang dapat saya rangkum dari berbagai
sumber, terkait dengan sejarah yang melatar belakangi kemunculan fenomena Fanous
di Bumi Kinanah.
RAMADAN KAREEM..! ^,^
Semaki, 03 Ramadan 1437 H./08 Juni 2016 M.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda..^_^