Alhamdulillah, segala puji bagi Tuhan
semesta ini, Allah SWT. Bersyukur, merupakan hal yang terus menerus saya
haturkan saat ini karena pada tahun ini telah diberi kesempatan menjadi salah
satu orang yang “terpanggil” untuk mengunjungi Baitullah di kota suci Mekkah. Alhamdulillah.
Saya tidak tahu harus berkata apa lagi ketika tanpa saya sadari saat ini saya
telah menunaikan rukun Islam yang kelima yaitu, Menunanaikan Ibadah Haji.
Proses yang berbelit-belit dan
melelahkan akhirnya berbuah manis pada akhirnya. Saya masih ingat ketika
beberapa kali saya harus bolak balik ke Kedutaan Saudi di kawasan Giza sana.
Berpanas-panas, berdiri berjam-jam, dan tak jarang kami haru kembali ke rumah
tanpa ada kejelasan dari pihak sifarah
Saudi. Tapi alhamdulillah ketika kami sudah berada pada tahap pasrah diri akhirnya
kabar baik itu datang, bahwa dari sekian banyak pelamar Visa Haji pada tahun
ini saya menjadi salah satu yang beruntung. Visa Haji saya akhirnya keluar dari
kedutaan Saudi Arabia.
Perjalanan suci pun dimulai. Pada tanggal
29 september 2014 M. Kurang lebih 4 hari sebelum hari Arafah saya dan rombongan bertolak dari Cairo menuju Jeddah dan
selanjutnya menuju kota Mekkah. Alhamdulillah walau dengan bekal yang pas-pasan
beberapa hari kemudian saya bisa menjalani rentetan ibadah haji dengan baik dan
lancar. Ihram, Wukuf di Arafah, Tawaf Ifadhah, Saí, Mabits di Musdalifah, Mabits
di Mina, Melontar Jumrah, Tahallul, Tawaf Wada´, dan
ibadah-ibadah sunnah lainnya, semuanya berjalan lancar tanpa hambatan yang
berarti.
Pasca
Ibadah Haji
Namun beberapa hari setelah
pelaksanaan ibadah haji, tiba-tiba saya jatuh sakit. Beberapa hari terpaksa
tidak bisa ngapa-ngapain selain berdiam diri di dalam kamar hotel tempat saya
menginap. Sementara setiap harinya empat kawan sekamar saya tidak selamanya
bisa menunggui saya, karena mereka mempunyai rentetan kegiatan tersendiri, dan
saya juga tidak mau mengganggu target-target ibadah yang mereka rencanakan.
Selama tiga hari saya berusaha
menyembuhkan diri dengan menenggak beberapa pil sakit kepala yang kebetulan
dibawa oleh teman sekamar. Namun selama tiga hari itu pula pening dan pusing di
kepala saya belum juga hilang. Saya juga sempat meminta pertolongan teman
sekamar untuk “mengerokkan”
punggungku, namun hasilnya masih sama, pusing di kepala masih belum juga hilang.
Hingga akhirnya saya pun memutuskan pergi ke klinik terdekat untuk memeriksakan
diri. Dan hasilnya cukup mengagetkan saya ketika dokter yang menangani saya mengatakan
bahwa saya perlu diinfus. Betapa mengerikannya dalam bayangan saya, ketika
membayangkan di lenganku bakal bertengger sebuah jarum yang dihubungkan dengan
selang panjang berkelok-kelok. Aish!
Namun mau tidak mau akhirnya saya
harus menjalaninya juga, untuk petama kalinya saya merasakan tusukan jarum yang
dihubungkan dengan selang bernama infus itu. Selama satu jam mata saya tidak
lepas memperhatikan cairan bening itu turun dan mengalir ke dalam tubuh saya. Ah,
seumur hidup seingatku saya masih belum pernah sakit yang menghasruskan saya diinfus
seperti ini, ini adalah pengalaman pertama bagi saya selama saya hidup di dunia
ini. Dan ini sepertinya akan terkenang hingga ke anak cucu saya nantinya.
Namun walaupun demikian saya sangat
bersukur karena sakit ini datang ketika saya sudah selesai menunaikan rentetan ibadah
haji, gak kebayang jika seandainya saya sakit ketika pelaksananaan ibadah haji.
Pastinya akan sangat merepotkan dan membuat berantakan semua rentetan ibadah
haji yang saya jalani.
Sebuah perjalanan panjang dan
melelahkan, sebulan penuh di tanah suci telah meninggalkan berbagai kesan yang
mendalam. Bergagai pengalaman baru telah saya rasakan. Dan untuk terakhir
kalinya saya sangat-sangat bersyukur telah diberi kesempatan ini. Semoga
setelah menjalani rentetan ibadah ini saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik
sebagai refleksi dari Hajjan Mabruran!
Amien Ya Rab!
Nasr City, 03 November 2014 M.
UPDATE PHOTO :
wehh, itu waktu sakit 'diniatin' buat dipoto dulu gitu ta mam?? :p
ReplyDeleteHahaha...:D biasa doel... gak mo kehilangan moment... moment... :D
Delete