Suasana di sekitar masih tampak gulita ketika saya perlahan membuka
mata, dan berusaha keluar dari Sleeping Bag, “kepompong” yang sejak
semalam membungkus tubuh saya dan melindunginya dari terpaan angin pantai. Saya
segera membangunkan beberapa teman sambil lalu bergegas menuju arah pantai
dimana ombak sejak semalam berdebur dengan begitu keras menghantam karang.
Tidak ada pilihan lain di pagi buta ini saya terpaksa berwudhu dengan air laut
karena sejak semalam saya tidak menemukan air tawar di sekitar pantai. Lamat-lamat
gundukan pulau kecil yang berada tidak jauh dari pantai tempat saya berwudhu
membuat diriku bergidik, perlahan pulau itu tampak semakin nyata menyerupai
raksasa terjaga di tengah lautan.
Pagi perlahan menyeruak membuka hari baru, satu persatu wujud
segala benda dan suasana di sekitar pun mulai menampakkan diri. Ombak, Karang, hamparan
pasir pantai, dan deretan gubuk tempat penduduk sekitar berjualan kini tampak
nyata di pelupuk mata. di salah satu sudut gubuk itulah semalam saya menggelar sleeping
bag lalu terlelap begitu saja dibuai nyanyian ombak, sebab kami memang
tidak membawa tenda yang cukup untuk segenap rombongan kami yang berjumlah 12 orang.
Satu persatu teman-teman rombongan yang tidur di berbagai sudut
pantai mulai terbangun dari tidur lelapnya. Dan mulai berkumpul di deretan
kursi beton yang berada tepat di bibir pantai menghadap laut lepas. Kopi,
rokok, dan obrolan tentang perjalanan semalam hingga kami sampai di tempat ini
mulai menjadi topik pembicaraan kami menyambut hari di pagi yang indah ini.
Jungwok! Begitulah nama tempat ini. Sebuah nama
yang entah dari mana asalnya? Entah siapa pemberinya? Nama ini seakan tersemat
begitu saja tanpa ada yang tahu
asal-usulnya. Hal ini saya simpulkan setelah belakangan beberapa teman sempat
bertanya pada penduduk sekitar perihal asal-usul kata “Jungwok” berikut
artinya. Namun tidak seorang pun dari mereka yang mengetahui kenapa lantas
tempat ini bernama Jungwok. Yang mereka tahu hanyalah Pantai Jungwok! Begitulah
orang-orang dan warga sekitar menyebut tempat yang menjadi destinasi kami untuk
melepaskan diri dari hiruk pikuk perkotaan untuk sementara waktu.
Belakangan dari papan pemandu yang ada di salah satu sudut pantai
saya baru tahu kalau Pantai jungwok adalah salah satu pantai selatan bagian
dari pegunungan sewu. Lokasi Pantai ini terletak di sebelah timur pantai Wediombo
dan sebelah barat pantai Greweng. Dan Secara administrasi Pantai Jungwok termasuk
ke dalam wilayah Desa Jepitu, kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul. Akses
ke pantai ini cukup sulit mengingat pantai ini masih termasuk pantai baru di
kawasan Gunung Kidul. Jalan masuknya pun masih berupa jalanan berbatu yang cukup
terjal karena masih belum beraspal, bagi para pengguna motor matic sangat tidak
direkomendasikan sesuai dengan pengalaman saya semalam.
Hari masih pagi, Sunrise harusnya sudah muncul, namun sepertinya
saya kurang beruntung karena pagi ini mendung bergelayut menutupi langit Pantai
Jungwok. Tapi itu tidak mengurangi kebahagiaan kami yang sudak sejak semalam ngecamp
di bibir pantai ini. Semakin siang saat matahari sedikit demi sedikit mulai
menampakkan diri kami mulai bergerak ke bibir pantai sambil lalu masih ditemani
rokok, kopi, dan debur ombak yang tiada henti dengan kerasnya menghantam bagian
tebing pulau kecil yang berada tidak jauh dari pantai tempat kami ngobrol
ngolor ngidul. Sayang sekali, antara rokok dan kopi, saya hanya bisa menikmati salah
satunya, yaitu : kopi, karena sudah lama sekali saya bertobat menjadi bagian
dari para pecandu nikotin.
Semakin siang kami semakin antraktif, berlari kesana kemari,
terlepas begitu saja dari segala jenis permasalahan duniawi, mengikuti irama waktu
yang detik demi detik terus bergulir tanpa kita sadari. Mulai dari menjadi foto
model dadakan dan menjadi objek jepretan kamera ponsel pribadi, berselfie
ria, mengabadikan moment lewat video amatir, dan bersenda gurau tanpa ujung
pangkalnya.
Entah apa yang ada di dalam benak masing-masing dari kami, yang
jelas pagi itu sejenak kami lupa segala hal, kecuali Tuhan kami yang telah
menciptakan segala keindahan, Jungwok berikut misteri di balik
keindahannya..
Bersambung..
mantap artikelnya gan.
ReplyDeleteagen tiket pesawat gratis
Terima kasih sudah berkunjung gan..
ReplyDelete