Di tengah maraknya film-film horor
Indonesia yang bermodus esek-esek akhir-akhir ini, tak dapat dipungkiri
di lain sisi dunia perfilman Indonesia juga mulai melek dari tidur yang teramat
panjang selama ini. Hal ini dapat dilihat dengan mulai merebaknya
sutradara-sutradara barat yang mulai melirik Indonesia sebagai sasaran
pembuatan film-Film berkualitas dan berkelas ala Hollywood, Amerika. Seperti
The Raid Redamptation misalnya, yang beberapa waktu lalu sempat booming
dan tayang di negeri Paman Sam itu.
Nah, beberapa minggu ini muncul Film Java
Heat, sebuah film kolosal garapan sineas ternama barat, Conor Allyn, yang
mengambil lokasi syuting di Indonesia. Film ini dibintangi artis-artis
Indonesia dan juga melibatkan dua artis Hollywood ternama, Kellan Lutz dan Mickey
Rourke. (Kellan Lutz adalah artis Hollywood yang berperan sebagai Emmet Cullen dalam
Film Twilight, sedangkan Mickey Rourke adalah tokoh antagonis yang berperan
sebagai Ivan Vanco dalam film IRON MAN 2)
Jak Travers (Kellan Lutz) seorang Asisten Dosen dari Amerika yang
sedang mengadakan studi tentang Sejarah Seni Asia Tenggara ditangkap aparat
kepolisian karena sebelum terjadinya ledakan sempat terekam kamera CCTV sedang
berbicara dengan Putri Diana. Saat pengintrograsian inilah Jake bertemu dengan Letnan
Hashim (Ario Bayu),
pimpinan Densus 88 yang bertugas menginvestigasi ledakan bom yang terjadi di Keraton.
Intrik dan konflik semakin komplek
saat belakangan terungkap bahwa Jake sebenarnya adalah seorang angkatan
laut Amerika yang sedang dalam pelarian dari kesatuannya untuk mengejar
pembunuh saudaranya, yang belakangan juga diketahui bahwa pembunuhnya adalah
Malik (Mickey Rourke), orang yang juga menjadi dalang di balik peristiwa
pengeboman dan penculikan Putri Keraton Diana.
“Enough! Haven´t you gotten enough people killed? Americans. Always you are telling, never listening. Always fighting, never hearing”.
Sebelumnya juga sempat terjadi ketegangan antara Jake dan Letnan
Hashim, sebab letnan Hashim mengira Jake adalah mata-mata Amerika di Indonesia,
bahkan dalam salah satu adegan Letnan Hashim sempat melontarkan kata-kata pedas
pada Jake, “Enough! Haven´t you
gotten enough people killed? Americans. Always you are telling, never
listening. Always fighting, never hearing”. (Cukup! Apa tak cukup banyak orang yang
terbunuh? Orang Amerika, kamu selalu banyak bicara, tapi
tak pernah menyimak. Selalu berkelahi, tapi tak pernah mendengar). Namun pada
ahirnya mereka bekerja sama untuk mengungkap peculikan Putri Diana, dan juga
keluarga Letnan Hashim yang kemudian ikut menjadi korban penculikan.
Selain ke-empat karakter di atas, ada juga karakter Ahmed (Mike Muliadro), seorang Islam garis keras yang
bekerja sama dengan Malik. Barangkali karakter Ahmed inilah yang bagi sebagian
orang dianggap menjelek-jelekkan Islam, tapi menurut saya tidak sepenuhnya
seperti itu. Ahmed sebenarnya hanyalah karakter yang terjebak dalam tipu daya
Malik yang kemudian diperalat untuk melancarkan kejahatannya.
Secara keseluruhan bagi saya film ini cukup keren, sebab walau film
ini merupakan garapan sutradara barat tapi kekentalan budaya Indonesia masih
terlihat dominan, seperti penjelasan tentang budaya salaman, Batik, dan tradisi
keraton, semuanya dikemas dengan cukup menarik.
Dari segi pengambilan gambar, dalam hal ini para sineas Hollywood
memang sudah tidak diragukan lagi, sangat ketara sekali jika dibandingkan
dengan film-film produksi Indonesia yang bagi saya masih terlihat terlalu biasa
saja. Namun film ini sepertinya
cukup mampu mengeksplor keindahan alam Indonesia. Hal ini barangkali dikarenakan,
selain memang sudah ditangani kru yang professional, mungkin juga karena didukung
oleh peralatan yang lebih canggih.
usut punya usut ternyata film in telah bocor
ke publik sebelum tanggal rilistnya. Java
Heat baru akan dirilis pada 18 April mendatang serentak di seluruh Bioskop Indonesia,
namun menurut beberapa sumber film ini sudah beredar di Dunia Maya sejak senin
11 Maret 2013 lalu. Di beberapa situs bahkan lengkap dengan
link dimana bisa mendonload filmnya. (Termasuk File yang saya tonton semalam adalah film hasil bocoran
itu).
Nah, sekarang yang menjadi PR bagi dunia
perfilm-an Indonesia adalah, jangan sampai dengan maraknya sutradara-sutradara
barat yang mulai melirik Indonesia ini menjadikan Indonesia hanya menjadi “pembantu”
di rumah sendiri. Ke depannya mungkin kita harus lebih
mandiri, kalau memang tidak bisa menjadi Tuan Rumah bagi orang lain, paling
tidak kita harus menjadi Tuan Rumah di Negeri kita sendiri. Maju terus
perfilm-an Indonesia!
Nasr City, 2 April 2013 M.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda..^_^