ibrims.com; (11/4) Kairo membara. Matahari bersinar terik. Aku baru saja turun dari bus 80 Coret di Mahattah Darrasah, Terminal bus dekat kampus Al-Azhar. Udara panas menampar wajahku dengan keras. Terik matahari terasa menusuk ke ubun-ubun. Debu beterbangan diterpa lalu lalang bus yang hilir-mudik.
Jam mungil di pergelanganku menunjukkan pukul 12:11. Aku masih punya cukup waktu untuk tidak terlambat ke kampus. Setelah turun tadi, aku langsung menuju kursi-kursi panjang tempat penumpang di tengah Mahattah, sejenak melepas lelah setelah kurang-lebih satu jam berdiri di dalam bus tadi.
Aku tak langsung ke kampus, aku masih ingin berlama-lama di terminal bus yang setiap hari kulewati. Sekedar ingin memperhatikan sekeliling, dan merasakan suasana hiruk pikuk dan pengap suasana salah satu terminal bus di Mesir pada musim panas.
Teminal cukup ramai, penuh dengan kerumunan orang-orang yang sedang menunggu angkutan. Bus-bus besar dengan penumpang yang selalu berjubel keluar masuk terminal ini tanpa henti. Bus 80 coret yang kutumpangi baru saja hilang dari pandangan mata. Dua menit setelah aku turun, penumpang dengan tujuan Nasr City segera berjubel memenuhi setiap jengkal ruang bus. Sesaat kemudian langsung berangkat menuju kawasan Hayyul Asyir.
Jam mungil di pergelanganku menunjukkan pukul 12:11. Aku masih punya cukup waktu untuk tidak terlambat ke kampus. Setelah turun tadi, aku langsung menuju kursi-kursi panjang tempat penumpang di tengah Mahattah, sejenak melepas lelah setelah kurang-lebih satu jam berdiri di dalam bus tadi.
Aku tak langsung ke kampus, aku masih ingin berlama-lama di terminal bus yang setiap hari kulewati. Sekedar ingin memperhatikan sekeliling, dan merasakan suasana hiruk pikuk dan pengap suasana salah satu terminal bus di Mesir pada musim panas.
Teminal cukup ramai, penuh dengan kerumunan orang-orang yang sedang menunggu angkutan. Bus-bus besar dengan penumpang yang selalu berjubel keluar masuk terminal ini tanpa henti. Bus 80 coret yang kutumpangi baru saja hilang dari pandangan mata. Dua menit setelah aku turun, penumpang dengan tujuan Nasr City segera berjubel memenuhi setiap jengkal ruang bus. Sesaat kemudian langsung berangkat menuju kawasan Hayyul Asyir.